Rahasia Dibalik Sedekah dan Infaq

1. Sedekah merupakan perintah Allah

Allah Ta`ala berfirman :
” Hai orang – orang yg beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yg pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang – orang kafir itulah orang – orang yg zalim ” ( Al Baqarah, 2:254 )

Yang dimaksud Syafaat di atas ialah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Melalui ayat diatas Allah memerintahkan hamba-hambaNYA supaya menginfakkan sebagian dari apa yang telah DIA karuniakan kepada mereka dijalan NYA, yaitu jalan kebaikan. Agar pahala infak tersebut tersimpan di sisi Allah Ta`ala dan supaya mereka segera mengerjakan hal tersebut dalam kehidupan dunia ini.

Yang dimaksud “hari” ialah hari kiamat, yang pada saat itu persahabatan dan kekerabatan tidak lagi bermanfaat, bahkan keturunan sekalipun tidak bisa berbuat apa-apa. Dan pada hari itu tidak ada orang yang yang lebih zalim dari orang yang menghadap Allah dalam keadaan kafir.

Termasuk membelanjakan harta di jalan kebaikan adalah : membangun dan memelihara tempat – tempat ibadah, membangun sarana pendidikan, membiayai ongkos pendidikan orang2 tak mampu, menyantuni fakir miskin, menolong orang2 yang menderita akibat peperangan dan orang2 yang tertimpa musibah, dan membangun sarana serta fasilitas untuk menunjang kelancaran pembangunan agama Islam.

Allah Ta`ala berfirman :
” Katakanlah kepada hamba2 KU yang telah beriman : Hendaklah mereka mendirikan Sholat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi2 ataupun terang2an sebelum datang hari ( kiamat ) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan ” ( Ibrahim, 14:31 )

Ada dua perintah dalam ayat tersebut. Pertama, mendirikan Shalat. Kedua, menginfakkan sebagian harta. Perintah pertama untuk menciptakan dan menjaga hubungan dengan Tuhan. Perintah kedua bermakna untuk menciptakan dan menjaga hubungan antara sesama hamba dan sesama manusia.

Allah memberikan petunjuk tentang cara memberikan infak atau sedekah, yaitu dengan cara terang2an atau sembunyi2. Kedua cara itu harus didasari dengan niat yang ikhlas.

Allah Ta`ala berfirman :
” Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu ia berkata ” Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang2 yg saleh? ” ( Al Muafiquun, 63:10 )

Harta kekayaan manusia hanya berarti ketika ia masih hidup. Ia dapat menggunakan sesuka hatinya. Adanya perintah infak untuk mengingatkan manusia, bahwa apa yang ia miliki pada hakikat nya adalah milik Allah. Manusia terlahir ke dunia tanpa membawa dan memiliki harta. Dengan kemurahan dan kasih sayang Allah, manusia dapat memiliki apa yang di inginkan nya.

Perintah infak juga sebagai ujian terhadap keimanan seseorang. Manusia yang dikuasai harta kekayaannya tentu akan berat mengeluarkan sebagian hartanya, sekalipun sedikit, Dan sebaliknya bagi orang2 yang yakin , maka ia akan dengan serta merta menyerahkan hartanya di jalan Allah. Orang beriman yakin, bahwa dengan mengeluarkan infak, harta justru bertambah dan berkah.

2. Sedekah sebagai bukti keimanan yang sehat dan kuat.

Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asya`ari ra, ia berkata : Rasulullah bersabda :

“Sering bersuci ( berwudhu ) merupakan bagian dari iman, Tahmid itu memenuhi timbangan amal, tasbih dan tahmid itu keduanya atau salah satunya dapat memenuhi langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, kesabaran itu cahaya, Al Qur`an itu hujah bagimu atau menjadi hujah untuk membantahmu. Setiap manusia berangkat dipagi hari lalu menjual dirinya, maka ia membebaskannya atau membinasakannya “. ( HR.Muslim )

Berkata Ibnu Rajab rahimahullah : ” Adapun sedekah itu menjadi hujah atau bukti (burhan), dan burhan itu adalah sinar yg menyertai wajah matahari. “

Dan dari Hadits Abu Musa : ” Sesungguhnya ruh seorang mukmin itu keluar dari jasadnya bercahaya seperti cahaya matahari. Suatu hujah yang dapat mematahkan argumentasi itu dinamakan ” Burhan “, karena penunjukannya yang jelas atas suatu objek. Maka demikian pula sedekah itu dikatakan “burhan”, karena menjadi bukti yang mantap.”

Maka simaklah makna2 yang tinggi sebagaimana terkandung dalam susunan kalimat dari ucapan2 Nabi S.A.W tersebut, semoga Allah S.W.T memberikan rahmat NYA kepadamu.

3. Sesungguhnya pelaku sedekah sangat merasakan nikmat iman

Dari Abu Darda ra, Nabi S.A.W, beliau bersabda :
” Lima macam yang barang siapa melakukannya disertai iman, maka ia akan masuk surga : Barang siapa memelihara sholat lima waktu dengan sebaik2 nya,m wudunya, rukunnya dan waktu2 nya, serta memberi zakat sebagian harta dengan baik hati (ikhlas)”. Ia berkata : Dan beliau bersabda : ” Demi Allah, tiadalah yang melakukan itu kecuali orang mukmin “.

Ibnu Rajab rahimahullah berkata : Maksud ( dalam keadaan baik hati ) : atau dengan sedekah sebagai tanda adanya rasa manis dan lezatnya iman. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abdullah bin Mu`awiyah al-’Amiri dari Nabi S.A.W, beliau bersabda : ” Ada tiga perkara yang barangsiapa melakukannya, maka sungguh ia telah merasakan lezatnya Iman, ialah : Orang yang menyembah Allah yang maha Esa dan sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah, menunaikan zakat hartanya dengan baik hati yang datang kepadanya setiap tahun “.

Mengeluarkan harta untuk kepentingan agama memang terasa berat, lebih2 seseorang dalam keadaan serba terbatas. Godaan untuk melakukan infak di jalan Allah selalu ada, sepeti bisikan takut harta menjadi berkurang, atau masih banyak keperluan hidup yang mesti dibiayai, dan godaan2 lainnya yang tersembunyi dalam diri.

4. Sedekah itu mensucikan jiwa

Allah Ta`ala berfirman : ” Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya dia kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui “. ( At Taubah, 9 : 103 )

Ketahuilah – semoga Allah memeliharamu – sesungguhnya infak itu dapat mensucikan dirimu dari penyakit pelit dan kikir, dan ia pun dapat mensucikan diri menjadi bersih dan suci.

Ayat ini menjadi undang2 wajibnya mengeluarkan zakat bagi orang yang berharta. Penguasa atau badan yang berwenang untuk pemungutan zakat berhak meminta bahkan memaksa kepada orang2 kaya agar mengeluarkan zakat harta. Orang yang merasa berat mengeluarkan zakat berarti ia bergelimang dengan kekayaan yang kotor.

Dengan mengeluarkan zakat, maka harta akan terlindungi, jiwa menjadi tenang dan hidup penuh kedamaian tanpa ada rasa khawatir. Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat atau infak, berarti ia telah berbuat zalim. Harta, dana atau uang zakat dan infak adalah milik orang2 fakir dan miskin. Dengan demikian Islam hendak menciptakan kehidupan yang adil dan serasi dengan adanya perintah zakat atau infak.

Rahasia Kaya Raya dari Sedekah

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya.

Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis. Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya. Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung .

Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan “tidur”. Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan. Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, “Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?” Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

” Ada empat hal yang harus Anda perhatikan,” begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA
“Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan). Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik. Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu… baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah.” Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA
“Kemudian yang kedua,” beliau melanjutkan. “Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain. Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, ‘Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.’ Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan. Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri. Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA
“Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, ” begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. “Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya.” “Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3). “Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ,” tanya beliau. “Ya, bagaimana caranya?” jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita. “Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!” jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. “Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula.” “Walau pun itu orang kaya?” tanya saya. “Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah.” “Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,” saya bertanya lagi. “Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,” jawab beliau. “Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda.”

RAHASIA KEEMPAT
Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya. “Yang keempat nih, Mas,” beliau memulai. “Jangan mempermainkan wanita”. Hm… ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja. “Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil.” “Lalu?” saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya. “Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. ” Oh… pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati. “Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Merasa “keadilan” yang dikatakan Al Qur’an hanya berupa keadilan material. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya,” beliau melanjutkan. Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Rahasia Sedekah

Rahasia sedekah sudah dijelaskan oleh nabi Muhammad saw, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam al-Quran, jauh sebelum literatur-literatur lainnya memberikan keterangan mengenai rahasia yang terkandung di balik praktik sedekah.

Adalah ustadz Yusuf Mansyur yang memopulerkan bahasan mengenai rahasia sedekah ini dalam ceramah-ceramah yang diberikannya kepada masyarakat, bahkan buku mengenai rahasia sedekah sudah bisa kita temukan di toko buku.

Lantas, apa saja rahasia yang terkandung di balik sedekah ini? Beberapa di antaranya adalah:

A. Rahasia sedekah: Kematian


Rasulullah saw bersabda:

Sedekah dapat menolak kematian yang buruk. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 2)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

Pada suatu hari orang yahudi lewat dekat Rasulullah saw, lalu ia mengucapkan: Assam alayka (kematian atasmu). Rasulullah saw menjawab: Alayka (atasmu). Lalu para sahabatnya berkata: Ia mengucapkan salam atasmu dengan ucapan kematian, ia berkata: kematian atasmu. Nabi saw bersabda: “Demikian juga jawabanku. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya. Kemudian orang yahudi itu pergi mencari kayu bakar lalu ia membawa kayu bakar yang banyak. Rasulullah saw belum meninggalkan tempat itu yahudi tersebut lewat lagi (belum mati). Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: Letakkan kayu bakarmu. Ternyata di dalam kayu bakar itu ada binatang hitam seperti yang dinyatakan oleh beliau. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Wahai yahudi, amal apa yang kamu lakukan? Ia menjawab: Aku tidak punya kerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini, dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan pada orang miskin. Maka Rasulullah saw bersabda: Dengan sedekah itu Allah menyelamatkan dia. Selanjutnya beliau bersabda: Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk. (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)


B. Rahasia sedekah: Bertambahnya rezeki

Rasulullah saw bersabda:

Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)


C. Rahasia sedekah: Bahaya

Rasulullah saw bersabda:

Mulai pagi harimu dengan sedekah, barangsiapa yang memulai pagi harinya dengan sedekah ia tidak akan terkena sasaran bala. (Al-Wasail 6: 257, hadis ke 15)


D. Rahasia sedekah: Keimanan

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

“Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan, dan mengeluarkan karunia dari hartanya.” (Al-Wasail 6: 259, hadis ke 21)


E. Rahasia sedekah: Perang Uhud


Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata bahwa Allah Swt berfirman:

“Segala sesuatu Aku wakilkan pada orang selain-Ku untuk menggenggamnya kecuali sedekah, Aku sendiri dengan tangan-Ku yang mengambilnya, sekalipun seseorang bersedekah dengan satu biji korma atau sebelah biji korma. Kemudian Aku menambahkan baginya sebagaimana ia menambahkan sebelum meninggalkan. Kemudian saat ia datang pada hari kiamat ia mendapat pahala seperti pahala perang Uhud bahkan lebih besar dari pahala perang Uhud.” (Al-Wasail 6: 265, hadis ke 7)


F. Rahasia sedekah: Penjagaan Allah Sepanjang Hari

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

“Awali pagi harimu dengan sedekah, gemarlah bersedekah. Tidak ada seorang mukmin pun yang bersedekah karena mengharapkan apa yang ada di sisi Allah untuk menolak keburukan yang akan turun dari langi ke bumi pada hari itu, kecuali Allah menjaganya dari keburukan apa yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 3)


G. Rahasia sedekah: Merubah Takdir

Rasulullah saw berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib (sa):

“Wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah ditetapkan). Wahai Ali, silaturahim dapat menambah umur. Wahai Ali, tidak ada sedekah ketika keluarga dekatnya membutuhkan. Wahai Ali, tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah).” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)


H. Rahasia sedekah: Penolak Hari Nahas


Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

“Antara aku dan seseorang punya perhitungan tentang bumi. Orang itu ahli nujum, ia sengaja keluar rumah untuk suatu urusan pada saat “Al-Su’ud” (bulan berada di manazil Al-Su’ud), dan aku juga keluar rumah pada hari nahas. Lalu kami menghitungnya, lalu keluarlah untukku dua perhitungan yang baik. Kemudian orang itu memukulkan tangan kanannya pada tangan kirinya, kemudian berkata: Aku belum pernah sama sekali melihat hari seperti hari ini. Aku berkata: Celaka hari yang lain dan hari apa itu? Ia berkata: Aku ahli nujum, aku datang padamu pada hari nahas, aku keluar rumah pada saat Al-Su’ud, kemudian kami menghitung, lalu keluarlah untuk Anda dua perhitungan yang baik. Ketika itulah aku berkata kepadanya: “Tidakkah aku pernah menyampaikan suatu hadis yang disampaikan padaku oleh ayahku? Yaitu Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari hari nahas, maka hendak mengawali harinya dengan sedekah, niscaya Allah menyelamatkannya dari hari nahas itu. Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari malam nahas, maka hendaknya mengawali malamnya dengan sedekah niscaya ia diselamatkan dari malam nahas itu. Kemudian aku berkata: “Sesungguhnya aku mengawali keluar rumah dengan sedekah; ini lebih baik bagimu daripada ilmu nujum.” (Al-Wasail 6: 273, hadis ke 1)


I. Rahasia sedakah: Sedekah di Malam hari dan Siang hari

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

“Sesungguhnya sedekah di malam hari dapat memadamkan murka Allah, menghapus dosa besar dan mempermudah perhitungan amal; sedekah di siang hari dapat menumbuhkan harta dan menambah umur.” (Al-Wasail 6: 273, hadis ke 2)


J. Rahasia sedekah: Ali bin Abi Thalib

Imam Ali bin Abi Thalib (sa):

“Sesungguhnya tawassul yang paling utama adalah bertawasul dengan keimanan kepada Allah …, dengan silaturrahim karena hal ini dapat menumbuhkan harta dan menambah umur; dengan sedekah yang tersembunyi karena hal ini dapat menghapuskan kesalahan dan memadamkan murkan Allah Azza wa Jalla; dengan amal-amal yang ma’ruf (kebajikan) karena hal ini dapat menolak kematian yang buruk dan menjaga dari pertarungan kehinaan…” (Al-Wasail 6: 275, hadis ke 4)


K. Sedekah itu mensucikan jiwa

Allah Taala berfirman:

”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya dia kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS At-Taubah: 103)


Matematika Dasar Sedekah

Menurut Yusuf Mansyur, seorang ustadz yang memopulerkan bahasan rahasia sedekah, sedekah mempunyai perhitungan matematisnya sendiri, seperti yang diuraikan sebagai berikut:

Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?

10 – 1 = 19

Ya, di sana kita akan melihat keganjilan hitungan matematis. Sebuah pengurangan yang justru menghasilkan penambahan. Kenapa begitu? Kenapa bukan 10-1 = 9? Inilah matematika sedekah, kita memberi dari apa yang kita punya, dan Allah akan mengembalikan lebih banyak lagi.

Matematika sedekah di atas, diambil dari Quran Surat Al-An`am ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10X lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah), bahkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700X lipat.

Sebelumnya, kita sudah mengetahui, bahwa:

10 - 1 = 19

Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:

10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100

Sedekah 2.5 % Tidaklah Cukup

Dengan infak 2,5% yang biasa kita berikan, jika kita telaah lebih jauh ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

Misalnya, seorang karyawan yang mempunya gaji 1 juta. Dia punya pengeluaran rutin 2 juta, kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1 juta itu. Maka perhitungannya adalah: 2,5% dari 1.000.000 = 25.000. Maka yang tercatat: 1.000.000 – 25.000 = 975.000.

Angka 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dikeluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000.

Jadi, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1 juta, hanya Rp. 1.225.000,-. Angka ini masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar 2 juta. Jadi, jika dia sedekahnya 2,5%, dia harus mencari sisa Rp. 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.

Maka sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Hasilnya akan lebih besar bila sedekah 10%.
perhitungannya adalah: 10% dari 1.000.000 = 100.000. Maka yang tercatat : 1.000.000 – 100.000 = 900.000.

Ingatlah, angka 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000.

Dengan perhitungan ini, dia berhasil mengubah penghasilannya mendekati angka pengeluaran yang 2 juta. Dia hanya butuh 100 ribu tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkannya.

Katakanlah kepada hamba-hambaku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan Shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-teranganan sebelum datang hari ( kiamat ) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (QS Ibrahim: 31)

Tips Menjadi Kaya

  1. Menjadi Kaya dengan Infaq & Sedekah
    • 1. Mengundang Datangnya Rezeki
    • Menolak Bala / Musibah
    • Menyembuhkan Penyakit
    • Memanjangkan Umur
    • Maka Perbanyaklah Sedekah !
    4 Manfaat Sedekah :
  2. Sebanyak-banyaknya kita memberikan infaq / sedekah kepada orang lain, tidak membuat orang yang menerimanya menjadi kaya raya hanya karena sedekah kita.
  3. Tidaklah akan berkurang harta yang kita infaq/ sedekahkan dengan ikhlas karena Allah, melainkan Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda .
  4. Kita tidak akan menjadi miskin hanya karena infaq / sedekah .
  5. Seluruh rezeki yang didapat oleh semua mahluk hidup dimuka bumi ini diatur oleh Allah SWT .
  6. Semakin sering kita infaq / sedekah, semakin terbuka lebar pintu rezeki (peluang) dan semakin sering rezeki yang kita dapat.
  7. Semakin banyak infaq / sedekah kita, semakin banyak rezeki yang kita dapat .
  8. FAKTA : HARTAWAN yang DERMAWAN ikhlas karena Allah, tidak pernah menjadi MISKIN / FAKIR karena kedermawanannya BAHKAN HARTA dan KEKAYAANNYA semakin bertambah dan bertambah
  9. Problema : Tidak dapat uang, tidak dapat rezeki. Dapat uang, tapi tidak rezeki. Keluarkan uang (zakat, infaq, sedekah) dari rezeki yang halal : Dapat uang dan rezeki atau Tidak dapat uang, tapi dapat rezeki.
  10. Rezeki bukan hanya uang & kekayaan saja. Kesehatan = Rezeki Ketenangan = Rezeki Kedamaian = Rezeki Keluarga sakinah = Rezeki Istri / Suami / Anak yang soleh = Rezeki Teman dan Lingkungan yang baik = Rezeki Hidayah dan Pengetahuan = Rezeki Khusnul qatimah = Rezeki Dll kebaikan ………………...
  11. ZAKAT WAJIB ( Hak Allah ) 2,5 % dari Penghasilan Rezeki dari Allah Penghasilan Rp 1.000.000 = Rp 25.000 Penghasilan Rp 5.000.000 = Rp 125.000 Penghasilan Rp 10.000.000 = Rp 250.000 Penghasilan Rp 25.000.000 = Rp 625.000 Penghasilan Rp 50.000.000 = Rp 1.250.000 Penghasilan Rp. 100.000.000 = Rp 2.500.000 Hak fakir miskin, anak yatim dan yang berhak menerimanya, harus segera diserahkan, Jangan ditunda, Jangan dimakan !
  12. Hak Allah harus segera diserahkan – jangan ditunda - tandanya kita bersyukur – Allah akan menambahnya. Jangan sampai Allah sendiri yang mengambilnya. Jika Allah yang mengambilnya – kita akan merasakan penderitaan akibatnya.
  13. Selebihnya adalah Infaq dan Sedekah (sunnah). Tingkatkan Zakat + Infaq / Sedekah jadi minimal 10 % dari penghasilan kita.
  14. Ustd Yusuf Mansur “ Matematika Allah ” : Infaq / sedekah Rp 1.000 Allah ganti minimal Rp 10.000 (10 X lipat). Infaq / sedekah Rp. 10.000 Allah ganti minimal Rp 100.000 (10 X lipat). Infaq / sedekah Rp 100.000 Allah ganti minimal Rp 1.000.000 (10 X lipat). Infaq / sedekah Rp 1.000.000 Allah ganti minimal Rp 10.000.000 (10 X lipat).
  15. Kemana kita utama serahkan infaq dan sedekah ? : Keluarga dan Family dekat yang miskin. Pembantu, Sopir dan Orang2 yang membantu kita. Anak yatim dan Fakir miskin. Fishabilillah, Ustad, Guru dan Ahli Ibadah yang miskin. Orang yang menghadapi musibah dan kesulitan. Tempat ibadah, Majelis Ta’lim dll.
  16. Untuk ZAKAT , INFAQ dan SEDEKAH , lakukanlah sekarang juga, setiap saat, setiap kita dapat rezeki bukan menunggu setelah kita banyak uang / harta.
  17. Jangan tunggu sampai pengemis, anak yatim, fakir miskin, kotak amal, panti asuhan dll datang ke kita, tapi cari dan datangi !
  18. ZAKAT, INFAQ dan SEDEKAH IKHLAS karena ALLAH dan Ridha ALLAH bukan karena hal hal yang lain.
  19. Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Sebaiknya tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu. Hindari riya , ingin dipuji atau mencari popularitas yang akan menghapuskan amal.
  20. ALLAH mencintai orang-orang yang ber SEDEKAH .
  21. Apabila ALLAH Sudah mencintai seseorang, maka apapun masalah yang dihadapinya akan diselesaikan ALLAH .
  22. Masalah KITA : Banyak Hutang Susah Rezeki Sulit Mencari Pekerjaan Mencari Jodoh Tidak Punya Anak Bisnis Tidak Lancar Sakit, Musibah, Gelisah Sulit Belajar, Dll …………..
  23. Jemputlah Rezeki, Kesehatan, Rahmat dan Hidayah dengan SHOLAT , DOA , INFAQ dan SEDEKAH .

Keajaiban Sedekah

i'm no expert on this.
Tapi, beberapa waktu lalu, sang suami membeli buku karangan Ustadz Yusuf Mansyur "Allah Maha Pemberi; Maka Engkau Gampang Naik Haji". Membaca buku itu mungkin membuat gw terinspirasi. Bukan soal bagaimana caranya naik gaji, karena gw kan udah gak dapet gaji bulanan lagi. Tapi karena esensi buku itu yang mengajak kita untuk memberi, bersedekah, infak, giving. Dan Giving si Believing. Hanya dengan memberi, kita pun bisa mendapat rizki yang berlimpah. GAK PERCAYA??? Baca dulu deh tulisan gw ini.

Ada di satu bab, tentang bagaimana seorang satpam yang bisa dikata tidak mempunyai uang berlimpah, gaji pas-pasan, kebutuhan ekonomi sangat banyak. Ia bingung bagaimana caranya untuk mendapatkan rejeki yang lebih besar dari sekarang, karena kalaupun naik gaji juga gak akan bisa sebesar yang dia minta. Lalu ia bertanya pada Ust Yusuf Mansyur, dan berkata ia telah rajin sholat 5 waktu, tapi tetap saja kok rejekinya gak tambah-tambah ya. Lalu si Ustadz pun bilang sama dia, untuk lebih ditepatkan waktu sholatnya, jangan memperlambat waktu sholat, sholat sunnahnya dipertambah. Dan satu lagi, ustadz Yusuf juga menekankan pada si satpam itu untuk bersedekah. Si satpam itu berkata, bagaimana mau bersedekah kalau uang saja tidak ada. Ustad langsung menjawab, sisihkanlah sedikit saja uang kamu dan disedekahin deh tuh. Yang ikhlas sedekahnya. Nanti rasakan rejeki datang terus. Lalu ia sedekahin deh sekitar 2,5 persen gajinya. Ia ikhlas untuk Allah. Seminggu kemudian, ia bertemu kawan lamanya, yang sedang mencari tanah untuk usaha barunya. Ia meminta tolong si satpam untuk mencari tanah, dan setelah itu ia tiba-tiba mendapatkan uang terima kasih dari si kawan lama dengan jumlah yang besar. Ia jadi ingat akan uang sedekah yang dikeluarkan, lalu setelah dapat uang itu, ia sedekahkan uangnya lagi. dan seterusnya, dan seterusnya, sampai sekarang ia jadi tuan tanah.

Cerita itu kata ustadz yusuf mansyur bukan fiktif tapi nyata. Ternyata jalan untuk mendapatkan rejeki yang berlimpah dan tak ada putusnya itu adalah ikhlas & IKHTIAR. Semua diserahkan pada Allah. Tapi kita sebagai manusia juga harus terus berupaya mencari rizki yang baik juga.

Di satu bab Matematika sedekah menceritakan konsep semakin banyak memberi, kita pun akan semakin banyak mendapatkan dari Allah banyak pula. Misal, jika kita sedekah seribu rupiah ke pengemis (dengan ikhlas tentunya) akan mendapat sepuluh kali lipatnya. Kenapa bisa gitu? karena si pengemis itu insya allah melontarkan puluhan doa dan keberkahan untuk kita. Doa tersebut yang nantinya akan memancing rezeki yang tak terduga. Contoh yang diberikan di buku. Jika kita memasukkan 1.000 rupiah ke kotak amal, kita akan mendapat 10.000. Jika kita membayar SPP anak yatim 100.000, Allah akan menaikkan penghasilan kita 1.000.000. Semakin banyak, semakin banyak, dan semakin banyak bersedekah, maka semakin banyak penggantian dari Allah. Dan sedekah juga merupakan investasi yang dapat memberikan laba 1000%. Selain keuntungan dunia, investasi sedekah juga akan menghasilkan pahala yangberlipat dan menjadi penolong di pengadilan akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah dan meringankan langkah untuk bersedekah.

Sudah beberapa kali gw merasakan hal seperti itu. Setiap ada rejeki yang datang, gw kudu harus berbagi kepada yang membutuhkan. Mau itu keluarga kek, teman kek, pengemis kek, pokoknya, biar sedikit yang penting kita ikhlas ngasihnya. Dan itu sangat sangat terlihat hasilnya. Biasanya adaaaaaaa aja rejeki yang datang tiba-tiba, dapet uang arisan kek, dapat order yang banyak kek, atau apalah yang tiba-tiba ngalir gitu aja. hehe...

Misal nih kasih infak sholat jumat ke masjid 50ribu, besokannya bisa dapat 500ribu. Beneran ini bukan bohong. hehehe... berasa banget hasilnya. Dalam suatu obrolan dengan teman pun, si teman ini bercerita. "Beneran deh Ci, sodara gw yang tajir, sedekahnya guedeeee banget. Makanya makin tajir aja dia..." Mungkin itu kali ya, kenapa ada orang kaya yang terus menerus jadi kaya. Karena ibadah dan sedekahnya yang ikhlas untuk Allah ta'ala.

Jadi insya Allah jika kita menjalankan semuanya dengan ikhlas, ikhtiar, dan bersedekah, maka kita bisa "naik gaji", bukan gaji dari perusahaan tempat kita kerja, tapi gaji penghasilan yang bertambah.

Masih gak percaya? AYO DICOBA KALAU GAK PERCAYA!!! (^_^)
-Suci-

Matematika Sedekah Lagi

Pagi ini saya mendapatkan email yang sangat luar biasa menurut saya dari seorang teman. Beliau tinggal di salah satu daerah yang jauh dari orang tuanya, karena untuk menuntut ilmu. Setiap bulannya dapat kiriman secukupnya untuk kebutuhan kos dan makan serta biaya kuliahnya. Begini isi emailnya (mohon maaf tempat dan nama pengirim saya samarkan, dan saya sudah diizinkan beliau untuk menyebarkan kisah nyata ini, isi emailnya-pun sudah saya edit tetapi tidak mengurangi maksud yang ingin teman saya sampaikan).

=========================

Assalamu’alaikum

Pak Zuhairan, apa kabar?, mudah-mudahan kita selalu berada dalam lindungan dan kasih sayang Allah. Saya punya cerita indah yang wajib untuk saya sampaikan ke bapak. Setahun yang lalu saya mengikuti pengajian yang dibawakan oleh ust. Yusuf Mansur di sebuah tempat. Isi ceramah beliau adalah tentang kekuatan shadaqah, beliau menyampaikan suatu firman Allah (maaf saya lupa surat dan ayatnya), bahwa Allah akan melipatgandakan apa yang kita berikan. Dalam ceramah beliau banyak sekali testimoni yang sudah menjadi bukti kekuatan shadaqah, sehingga saya mencoba untuk mulai dari diri saya sendiri. Saya menyadari bahwa diri saya banyak sekali kekurangan dan kelemahan, bahkan saya sebagai hamba juga banyak mengecewakan Allah dalam hidup saya. Tetapi saya yakin dan seyakin-yakinnya kalau kita mau berusaha secara terus-menerus untuk melakukan kebaikan, PASTI Allah akan memberikan kemudahan dalam hidup kita, yang penting kita konsisten dan rutin secara terus menerus walau sedikit.

Pada waktu itu saya ingin sekali kuliah sambil bekerja. Dalam pekerjaannya itu saya ingin sekali memperoleh penghasilan Rp. 10 juta per bulan. Karena penghasilan ini merupaka IMPIAN saya. Saya bertanya dalam hati… APAKAH MUNGKIN??, dengan tingkat pendidikanku sekarang mendapatkan penghasilan sebesar itu. Berdasar kepada firman Allah yang telah disampaikan ust. Yusuf Mansur, beliau menyampaikan dengan perhitungan sederhana, bahwa untuk mendapatkan Rp. 10 juta berarti kita juga HARUS MAU mengeluarkan 10%-nya, ini berarti saya HARUS MAU mengeluarkan shadaqah minimal Rp. 1 juta per bulan. Pada waktu itu saya sangat menyadari uang yang diberikan orang tua tidak cukup untuk dikeluarkan sebanyak itu per bulan. Saya sangat sedih, bagaimana cara melakukan ini. Perlu diketahui bahwa uang yang diberikan orang tua itu sebesar Rp. 1.5 juta per bulan, itu berarti uang saya sebulan hanya Rp. 500 rb saja. Sempat saya ragu untuk mengeluarkan uang tersebut untuk shadaqah.

Saya kembali membuka catatan dari ceramah ust. Yusuf Mansur tersebut. Waktu itu perhitungan diatas kertasnya seperti ini:

Misalnya, seseorang memiliki uang Rp. 10 kemudian dishadaqahkan Rp.1, maka sisanya adalah Rp. 9, hitungan tersebut merupakan hitungan matematika manusia. Tapi ternyata matematika shadaqah itu berbeda. Karena janji Allah dalam firman diatas akan dilipatkan. Maka matematika shadaqah itu seperti ini:

10–1=19
10-2=28
10–3=37
10–4=46
10–5=55
10–6=64
10–7=73
10-8=82
10–9=91
10–10=100

Coba perhatikan, 10-10 ternyata secara matematika shadaqah, hasilnya adalah 100. luar biasa, subhanalloh… Itu baru dikaliakan 10 kali lipat. Bahkan janji Allah lebih dari itu.

Dengan bismillah, tepatnya 2 bulan setelah saya mengikuti pengajian tersebut, saya mulai mencoba melakukan puasa rutin senin-kamis, tidak makan malam, terkadang dalam 1 hari tidak makan. Karena untuk mengurangi belanja makan (hanya cara ini yang bisa dilakukan). Toh dengan berpuasa kita juga tetap sehat. Setelah dihitung-hitung saya hanya mampu mengeluarkan Rp. 900 ribu per bulan saja, dan akhirnya saya keluarkan sebagai shadaqah pertama (nilainya besar menurut saya). Pada waktu itu saya berikan ke masjid dekat dengan tempat kos saya. Terasa berat memang, tapi jika difikir kembali, kenapa kita harus merasa berat berjuang di jalan Allah. Bulan ke-2 pun alhamdulillah bisa saya keluarkan. Subhanallah, setelah mengeluarkan shadaqah di bulan ke-3, saya mendapatkan informasi dari teman mengenai lowongan kerja yang memang posisi dan bidang itu bisa saya lakukan. Yang lebih terkejutnya lagi, gaji yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut berapa???, apakah pak Zuhairan tau….???, demi Allah, gaji tersebut sebesar Rp. 9 juta per bulan, ini merupakan 10 kali lipat dari 900 ribu yang telah saya keluarkan baru 3 kali.

Alhamdulillah, dengan rezki yang telah Allah berikan tersebut, saat ini saya sudah membiayai seorang yatim piatu untuk keperluannya tiap bulan, do’akan saya ya pak?, semoga kisah saya ini bisa diambil hikmahnya dan tidak ada maksud sama sekali untuk berbuat ria…

Segala sesuatu yang benar berasal dari Allah, dan segala yang salah itu merupakan kesalahan saya sendiri.

Wassalamu’alaikum

Sahabatmu,
IN

=========================

Begitulah kisah nyata yang disampaikan oleh teman saya.
Saya tambahkan disini, bahwa janji Allah tersebut ada dalam firman-Nya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)

Sungguh kisah teman saya ini membuat hati jadi teriris sehingga membuat pertanyaan besar dalam diri saya pribadi, SUDAHKAN KITA BERSHADAQAH HARI INI??…. wallahu’alam

MATEMATIKA SEDEKAH

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.

Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan- kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri.
Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-
Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar
kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa
berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu
orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.

Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah.
Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang
sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta
kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.


Di pembahasan-pembahas an tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/ keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam
berbagi, kemauan dalam bersedekah.

Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang.

Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.

Kalikan Dari Target Supaya Beroleh Lebih
Siapapun manusia, pasti ingin hidup ini punya lebih.
Tidak sekedar pas-pasan. Maka, dengan hitung-hitungan sedekah,
bolehlah jajal teori ini: Bersedekahlah dari target.

Saudaraku, ini menyambung tiga tulisan terdahulu. Kasusnya, tetap sama: Seorang karyawan dengan gaji 1jt, yang punya pengeluaran 2jt.

Bila karyawan tersebut mau hidup tidak pas-pasan, dan mau dicukupkan Allah, dia harus menjaga dirinya dari keburukan, dan terus memacu dirinya dengan berbuat kebaikan dan kebaikan. Kemudian, lakukan sedekah 10% bukan dari gajinya, melainkan dari pengeluarannya.

Kita lihat ya.

Sedekah 10% dari 2jt (bukan dari gajinya yang 1jt), maka akan didapat angka sedekah sebesar Rp. 200rb. Gaji pokok sebesar 1jt, dikurang 200rb, menjadi tinggal 800rb. Lihat, angka tercatatnya tambah mengecil, menjadi tinggal 800.000. Tapi di sinilah misteri sedekah yang ajaib. Yang 200rb yang disedekahkan, akan dikembalikan sepuluh kali lipat oleh Allah,
atau menjadi 2jt. sehingga skor akhirnya bukan 800rb, melainkan 2,8jt.

Dengan perhitungan di atas, kebutuhannya yang 2jt, malah terlampaui. Dia lebih 800rb. Subhanallah. Apalagi kalau kemudian dia betul-betul mau memelihara diri dari maksiat dan dosa, dan mempertahankan perbuatan baik, maka lompatan besar akan terjadi dalam hidupnya. Sebuah perubahan besar, sungguh-sungguh akan terjadi. Baik kemuliaan hidup,
kejayaan, kekayaan, hingga keberkahan dan ketenangan hidup. Sekalilagi,
subhanallah.

2.5% ITU CUKUP, KALAU ..

Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values,ternyataselalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas pelan-pelan sisi ini, sampe kepada pemahaman yang mengagumkan tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk.

Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita, haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pastipunya kebutuhan, akan tercukupi.

Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt, maka "pertambahannya" menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp. 975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya. Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.

Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain
selain sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah.

Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba'diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan segala hajat
kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang kita lakukan.

Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal, dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu, malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri. Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita.

Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita. Coba Jajal Sedekah 10 %

Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt,
dikalikan sepuluh. Sehingga "skor" akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi
Rp. 1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.

Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.

Sedekah: Sebesar 10%
10% dari 1.000.000 = 100.000

Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 - 100.000 = 900.000

Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar
1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki
tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000

Dengan perhitungan ini, dia "berhasil" mengubah penghasilannya, menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan.

2.5 % Tidaklah Cukup

Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang
signifikan.

Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:

Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000

Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 - 25.000 = 975.000

Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
975.000 + 250.000 = 1.225.000

Lihat, "hasil akhir" dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, "hanya" jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya "hanya" 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000
untuk menutupi kebutuhannya.

Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak
Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengambalian
dari-Nya.

Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:

10 - 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:

10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100

Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.

Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.

Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan- kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-
Nya,
menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah . Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.

Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.

Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?

10 - 1 = 19

Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukan 10-1 = 9?

Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita
memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih
banyak lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang
diambil dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi
mereka yang mau berbuat baik.

Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di
antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19.
Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.

Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau
bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah.
Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar
sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.

Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa
pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan
kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti
membalas dengan balasan yang pas buat kita.

Insya Allah. Amin ya Robbal Alamin.